Rabu, 27 April 2016

Berkisah dalam Al-Qur’an

Ringkasan 

Salah satu rahasia mengapa sepertiga Al-Qur’an berisi kisah-kisah, karena metode berkisah pengaruhnya sangat dalam bagi jiwa, nasihat dan inspirasi yang mudah dikenang, pelajaran yang mudah diingat, teguran yang tidak menyakiti, dan bisa menjadi motivasi yang mudah dihadirkan kapan saja.

Kisah umat terdahulu banyak terdapat dalam Al-Qur’an pada periode Mekkah. Asy-Syaikh Manna’ bin Khalil Al-Qaththan dalam bukunya Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an mengatakan bahwa salah satu ciri surat-surat Makkiyyah ialah setiap surat yang di dalamnya terdapat ki-sah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah. Hal ini mengandung arti bahwa fase Makkiyyah selama 13 tahun sangat banyak mengandung kisah.

Kurikulum Makkiyyah adalah fase pembentukan pondasi umat, yakni penanaman akidah dan akhlak. Dan kisah adalah metode yang efektif untuk menanamkan akidah dan akhlak. Di samping itu, sebagian besar persoalan di Mekkah, salah satu panduannya dengan kisah yang mengandung hikmah. Dengan demikian, pondasi awal generasi sahabat kebanyakan dibangun menggunakan metode kisah.

Kisah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: isi dan metode. Kisah sebagai isi, artinya bahwa kisah yang disampaikan adalah sejarah yang memang benar-benar terjadi yang kemudian diambil hikmahnya untuk kehidupan saat ini. Sedangkan kisah sebagai metode, artinya ilmu yang hendak diajarkan bisa disampaikan melalui metode kisah.

Ada beberapa fungsi kisah dalam Al-Qur’an dan Hadits, antara lain:
  1. Sebagai hikmah dan pelajaran (‘ibrah)
  2. Meneguhkan hati
  3. Penghibur jiwa-jiwa yang sedih
  4. Menguatkan keimanan
  5. Menjelaskan suatu perkara
  6. Menghidupkan sejarah
  7. Membenarkan risalah para nabi terdahulu
  8. Menguatkan risalah Nabi Muhammad
  9. Mempelajari gaya bahasa dan nilai sastra
Sebuah kisah ataupun sejarah bisa berfungsi jika terpenuhi dua syarat: (1) Mau berpikir dan menggunakan akalnya (ulul albab), (2) Beriman kepada Allah dan hari akhir. 

Komentar 

Telah kita maklumi bersama bahwa kisah adalah salah satu cara yang efektif dalam menyam-paikan sebuah pelajaran, sehingga mudah diterima oleh pendengar. Bukan hanya anak-anak yang menyukai kisah, tetapi kisah juga disukai oleh orang dewasa dan orangtua, tanpa memandang usia. Oleh karena itulah, Allah menjadikan Al-Qur’an yang diturunkan untuk umat manusia sepertiga isinya berupa kisah-kisah sejarah.

Allah jalla jalaluh menjadikan sepertiga Al-Qur’an berisi kisah, tentu ada hikmah besar di dalamnya, bukan hanya materi kisah yang bisa dijadikan pelajaran, tetapi juga metode, gaya penuturan, serta berbagai aspek kisah dalam Al-Qur’an sarat dengan hikmah dan pelajaran yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. 

Aplikasi 

Pada saat memberikan pelajaran, hendaknya seorang guru menyelinginya dengan kisah-kisah sejarah yang relevan dengan materi yang sedang disampaikan. Kemudian menjelaskan pela-jaran dari kisah tersebut kepada para murid.

Saat berkisah di hadapan murid, hendaknya guru membuat kisah tersebut menarik dan hidup, sehingga murid tidak merasa bosan, bahkan semakin masuk ke dalam alur kisah seolah-olah berada dalam latar kisah tersebut. Dengan demikian, kisah tersebut lebih berkesan pada diri anak murid.

Sebaiknya kisah yang disampaikan adalah kisah sejarah yang memang benar-benar terjadi, bukan kisah fiktif yang dibuat-buat berdasarkan imajinasi belaka ataupun cerita-cerita rakyat yang tidak masuk akal.


*Diambil dari "Modul Kuttab (Jilid I)" oleh Budi Ashari, Lc. yang diringkas dan dikomentari oleh Rihan Musadik, S.Pd. dalam "Ringkasan Modul Kuttab (Jilid I)".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar