Minggu, 25 Juli 2010

Miss Interpretasi

Jika perkataanmu disalahartikan (salah tafsir) oleh orang yang kau ajak bicara, atau mungkin perkataanmu tidak dihiraukan, atau mungkin ia tidak paham apa yang kau katakan dan engkau ketahui akan hal itu, maka laa taghdab (jangan marah). Karena hal itu wajar terjadi di antara kita, mungkin sesuai dengan kondisi orang tersebut sehingga mendorongnya untuk melakukan hal itu. Dan ingatlah, setiap manusia itu memiliki daya nalar, pemahaman, serta pendengaran yang berbeda-beda. Ingat pesan Nabi kepada seorang sahabat, "Laa taghdab, laa taghdab, laa taghdab (jangan marah, jangan marah, jangan marah)".

Wasiat dan Pesan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang merendahkan diri kepada orang kaya karena kekayaannya, maka hilanglah dua pertiga dari agamanya”.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani qaddasallahu sirrohu berkata, “Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah dengan tawasul kepadaku”.

Doa itu mampu mengubah takdir.
 
Engkau harus tetap bertakwa kepada Allah ta'ala, jangan merasa takut maupun gentar kepada siapapun selain Allah. Setiap keperluan mohonlah kepada Allah ta'ala jangan bergantung kepada sesuatu selain Allah.

Barangsiapa yang selalu bersama Allah, maka dia tidak akan pernah merasa takut dan gentar terhadap siapapun, baik dari bangsa jin, manusia, atau yang lainnya.

Setiap perbuatan kita dipandang oleh Allah 'azza wa jalla, semua gerak dan daya upaya bersama Allah, tidak dengan dirinya sendiri maupun orang lain (sikap pasrah kepada Allah).

Hukum Melaksanakan Perintah Kedua Orangtua

Oleh: Al-Faqir Rihan Musadik

Rasulullah bersabda, “Ridha Allah ada pada ridha orangtua, murka Allah ada pada murka orang tua”.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menyakiti kedua orangtuanya atau salah satunya, maka ia masuk neraka”.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa semalam dalam keadaan kenyang dan tidak haus sedang salah satu dari kedua orangtuanya lapar dan haus, maka Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan lapar dan haus, dan Allah tidak segan-segan memberi siksanya pada hari kiamat”.

Berbakti dan patuh kepada kedua orangtua sangat penting dan sangat ditekankan dalam Al-Qur’an maupun Sunnah. Hadits di atas adalah beberapa contoh dari banyak hadits yang menegaskan pentingnya taat dan patuh pada kedua orangtua, bahkan kita diperintah menjawab panggilan kedua orangtua (terutama ibu), meskipun kita dalam keadaan shalat, tetapi sepanjang panggilan tersebut dianggap bukan hal sepele, apabila panggilan tersebut adalah hal yang sepele, maka kita boleh mempertimbangkan lebih lanjut. Dari banyak dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun Sunnah, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa berbakti dan patuh kepada kedua orangtua hukumnya wajib, melaksanakan perintah kedua orangtua—wabil khusus—ibu hukumnya wajib, sepanjang perintah itu memenuhi tiga syarat berikut, yaitu:
  1. Tidak bertentangan dengan agama (syariat), tiada ketaatan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Allah.
  2. Perintah itu tidak membawa suatu keburukan (berdasarkan pertimbangan)
  3. Mampu kita laksanakan (diusahakan terlebih dahulu)
Andaikan perintah kedua orangtua itu bertentangan dengan syariat atau kita mengetahui bahwa perintah itu membawa suatu keburukan ataupun kita tidak sanggup untuk melaksanakannya (berdasarkan pertimbangan), maka kita boleh menolaknya dengan cara yang ma’ruf dan dengan penjelasan yang baik, tetapi bila perintah itu tidak bertentangan dengan ketiga atau salah satu syarat di atas, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan perintah tersebut karena hukumya wajib. Andaikan sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi kita tetap saja merasa tidak sanggup melaksanakannya barulah kita boleh menolaknya, tetapi harus dengan cara yang mar’uf dan dengan penjelasan yang baik. Apabila perintah kedua orangtua itu memenuhi ketiga syarat di atas dan kita sanggup untuk melaksanakannya kemudian kita menolaknya, maka hal ini telah melanggar kewajiban dan haram hukumnya. Wallahu a’lam bish shawab.

Selasa, 13 Juli 2010

Menolak Surga?

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Seluruh umatku akan masuk ke surga, kecuali yang tidak mau. Sahabat pun bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang tidak mau?” Jawab Nabi, “Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga dan barangsiapa maksiat kepadaku, maka ia telah menolak surga” (HR. Bukhari).

Hati yang Terkunci

Dari Abu Ja’d Adh-Dhamiri, bahwasannya Rasulullah bersabda, “Orang yang meninggalkan shalat jum’at karena menganggap sepele ibadah tersebut, maka Allah akan mengunci hati mereka” (HR. Abu Daud).

Dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar bahwa keduanya mendengar Rasulullah bersabda di atas mimbar, ”Hendaklah orang-orang berhenti dari meninggalkan shalat jum’at atau Allah pasti akan mengunci hati-hati mereka, kemudian mereka pasti akan menjadi orang-orang yang lalai” (HR. Muslim).

Cara Menghadapi Masalah Dengan Mudah

1. Rumuskan masalahnya apa, secara singkat, kalau perlu ditulis
2. Penting atau tidak pentingkah masalahnya?
3. Cari solusinya…?
4. Just do it! And take action!
Sekedar tambahan:
Gunakan rumus what and how?
Apa yang bisa saya lakukan?
Bagaimanakah caranya?


Sumber: Metro TV program acara Referensiana.

Saat Kehabisan Ide, Lakukanlah Hal Ini

Oleh: Alex Osborn

Brainstorming:
  1. Biarkan ide mengalir secara bebas sebanyak mungkin
  2. Jangan menghakimi setiap gagasan yang muncul sekalipun idenya itu aneh, tidak mungkin dilakukan
  3. Tulis setiap ide yang muncul, buatlah hubungan satu ide dengan ide lainnya
  4. Jadikanlah setiap gagasan yang muncul dan orang yang mengemukakannya berharga atau bernilai.

Pahala Haji tanpa Haji...?

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat shubuh berjama'ah lalu (tetap) duduk (di masjid) berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian mendirikan shalat sunnah dua raka’at (dhuha), maka baginya bagaikan pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna” (HR. Tirmidzi).

Rabu, 07 Juli 2010

Air Tuba Dibalas Air Susu?


Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa aalihi wasallam pernah bersabda, “Unshur akhaka zhaaliman au mazhluuman”. Tolonglah saudaramu dalam keadaan dia zhalim atau dizhalimi. Maka, salah seorang sahabatnya pun bertanya, “Ya Rasulullah, aku harus menolong saudaraku ketika ia dizhalimi (ini masuk akal), tetapi bagaimana aku membela saudaraku dalam keadaan dia yang zhalim? Nabi menjawab, “Kau jaga dan cegah saudaramu berbuat zhalim, itulah pembelaan dan bantuanmu kepadanya”.

Jadi, nasihat Nabi agar kita menolong sesama kita ketika dizhalimi artinya jelas, kita mesti membela dan membantunya saat ia dizhalimi orang. Adapun menolong sesama kita yang zhalim, artinya kita mesti membela dan membantunya dengan menjaga dan mencegahnya agar tidak berbuat kezhaliman.

KH. Dr. A. Mustofa Bisri (Gus Mus)
Kezhaliman (ke-ngawur-an) pihak yang kuat senantiasa melahirkan kezhaliman di pihak yang lemah. Penguasa yang zhalim mau tidak mau akan menuai perlawanan baik dengan cara yang adil maupun zhalim (ngawur). Kezhaliman—lawan dari keadilan—yang diakibatkan oleh arogansi kekuasaan dan kekuatan, ataupun kezhaliman yang didorong oleh kekecewaan pihak yang terzhalimi, namanya tetap saja zhalim. Islam menyuruh menegakkan keadilan dan kebenaran, serta melawan kezhaliman. Islam juga menekankan pesan bahwa dalam menegakkan keadilan dan kebenaran tidak boleh meninggalkan prinsip keadilan yang artinya kezhaliman tidak boleh dilawan dengan kezhaliman. Kata Gus Dur, “Suatu aksi kekerasan itu akan melahirkan kekerasan balik yang mungkin lebih hebat”.

Dalam surah Fushshilat ayat 34-35, Allah berfirman, “Dan tidaklah sama antara kebaikan dan keburukan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, maka seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. Kemudian dilanjutkan ayat berikutnya, “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan mempunyai keberuntungan yang besar”. Dari ayat ini dapat kita ambil pelajaran bahwa kita dianjurkan untuk menolak atau melawan kejahatan dengan cara yang lebih baik, agar orang-orang yang bermusuhan itu dapat menjadi rukun dan damai, bahkan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Hal ini termasuk salah satu sifat terpuji yang tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan mempunyai keberuntungan yang besar.

Jadi, siapapun yang berbuat kezhaliman, meski dengan dalih menegakkan kebenaran atau keadilan, tetap saja tidak dapat dibenarkan oleh Islam. Seandainya George Bush beragama Islam, tetap saja kezhalimannya terhadap rakyat Afghanistan—karena penyerangannya terhadap WTC—tidak bisa dibenarkan. Demikian pula seandainya ada ulama berbuat teror (apalagi teroris Indonesia), tetap saja tidak akan dibenarkan oleh Islam.


*Diedit oleh Rihan Musadik dengan sedikit penambahan dan pengurangan.

Wejangan Gus Mus

Ad-dunya mazra’atul akhirah. Artinya, dunia ini adalah tempat menanam untuk dipanen di akhirat kelak.

Urip ning dunya iku, ibarate namung mampir ngombe. Artinya, hidup di dunia ini ibaratnya hanya mampir minum kopi.

Manusia ini ibaratnya hanyalah wayang, semua tergantung sang dalang, yaitu Allah ta’ala.

Al-khairu wasy syarru minallah. Artinya, semua yang baik atau yang buruk itu datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Allahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu. Artinya, Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa yang hendak kau beri dan tidak ada yang bisa memberi apa yang hendak kau cegah.

Jadi, Allah tabaraka wa ta'ala menghendaki apa saja yang Ia kehendaki.

Minggu, 04 Juli 2010

Cara Memahami Orang Lain

  1. Semua orang ingin menjadi orang penting
  2. Memperlakukan setiap orang yang anda temui seolah orang terpenting di dunia
  3. Setiap orang ingin dianggap dan dihargai
  4. Memahami sudut pandang sesama kita, memahami apa yang ia lakukan, mengapa ia melakukan hal itu, serta memahami apa yang mereka rasakan
  5. Berempati dan bersimpati terhadap setiap orang.

Menjadi Orang yang Disukai dan Tidak Disukai Manusia

Oleh: Dr. Abdullah al-Khatir

Orang yang Tidak Disukai Manusia: 
  1. Manusia tidak suka dinasihati di depan umum
  2. Manusia tidak suka diperintah secara langsung
  3. Manusia tidak suka orang yang hanya melihat sisi negatif dan meninggalkan sisi positif
  4. Manusia tidak suka orang yang tidak mau melupakan kealpaan dan kesalahan
  5. Manusia tidak suka orang yang sombong dalam bergaul
  6. Manusia tidak suka orang yang terburu-buru dalam suatu hal
  7. Manusia tidak suka orang yang suka menjelek-jelekan dan mencela
  8. Manusia tidak suka orang yang tidak mangakui kesalahannya sendiri, meski ia jelas bersalah
  9. Manusia tidak suka orang yang menisbatkan kebaikan kepada dirinya sendiri
Orang yang Disukai Manusia:
  1. Manusia suka orang yang perhatian
  2. Manusia suka orang yang pengertian dan memahami sesamanya
  3. Manusia suka orang yang menyimak pembicaraan
  4. Manusia suka orang yang menjauhi perdebatan
  5. Manusia suka orang yang menghargai dan menghormati
  6. Manusia suka orang yang membukakan kesempatan untuk mewujudkan eksistensi mereka
  7. Manusia suka motivasi dan ucapan terima kasih
  8. Manusia suka dinasihati dengan baik dan tidak menyinggung perasaannya
  9. Manusia suka orang yang memanggil namanya atau dengan panggilan yang disukai

Kita berakhlak mulia, niatnya harus semata-mata karena Allah, lillaahi ta’ala. Bukan karena yang lain, bukan karena manusia, dan bukan untuk mendapat pujian. Dan memang sudah seharusnya, kita sebagai seorang muslim harus selalu berakhlak mulia, diiringi dengan hati yang ikhlas.

Dahsyatnya Silaturahmi

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Dr. M. Syafi'i Antonio, Aa Gym, Ustadz Yusuf Mansur
Rasulullah bersabda, “Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah balasan orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR. Ibnu Majah).

Rasulullah bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” Maka para sahabat pun menjawab, “Tentu, Ya Rasulullah”. Beliau kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka. Semua ini adalah amal shaleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim).

Strategi Perang Sun Zhi

  1. Melancarkan serangan mendadak pada saat musuh dalam keadaan tidak siap
  2. Seorang pemimpin harus menjaga kejujuran, kesetiaan dan ketetapan hati
  3. Walaupun kita lebih unggul namun kita harus memenangkan pertandingan melalui perencanaan, taktik, strategi dan tidak boleh bersikap angkuh
  4. Tetap bersikap waspada dan mencari kesempatan yang tepat untuk mengalahkan lawan
  5. Menganalisis kondisi musuh, mempelajari daerah pertempuran dan teknik-teknik lawan
  6. Dan hal yang paling penting adalah menyerang titik-titik vital dan lemah dari musuh.

Dari Berbagai Sumber

Bagaimana Mengalahkan Musuh yang Telah Terpojok?

  1. Jangan menekan musuh dengan berlebihan
  2. Pancing musuh supaya melawan
  3. Libas dia jika mulai melawan.

Filsafat Kyai As'ad

Megek klemar ainga se tak lekko-a. Menangkap ikan klemar (sejenis ikan sungai), tapi jangan sampai airnya keruh.

Kalau berpikir di otak, dzikir di hati, uang di saku, berbicara di mulut, duduk di kursi. Menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Kalau kita tidak mengetahui situasi berarti kita tidak mengetahui tentang diri kita, tentang keberadaan kita (kesadaran).

Jika Lupa, Bacalah Shalawat

Rasulullah mengatakan, ”Barangsiapa lupa kepada sesuatu, maka bacalah shalawat karena sesungguhnya ia akan mengingatkannya kembali”.

Hadits Istighfar

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa banyak membaca istighfar, maka Allah akan menentramkan hatinya, memudahkan urusannya, dan membukakan rezekinya”.

Jumat, 02 Juli 2010

Akhlak dan Jihad

Rasullullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Jihadnya orang yang sudah tua, jihadnya orang yang lemah, dan jihadnya wanita adalah pahala haji mabrur" (HR. An-Nasa'i).

Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya seorang laki-laki dengan kebaikan akhlaknya akan mendapatkan derajat orang-orang yang melakukan shalat malam dan puasa di siang hari" (HR. Ahmad).

Pintu Surga

Masuk surga lewat pintu golongan ahli shalat, ahli jihad, ahli sedekah, ahli puasa, dan golongan orang yang suka membelanjakan hartanya di jalan Allah, tetapi ada di antara orang yang namanya dipanggil dari semua pintu (HR. Bukhari).

Mereka adalah orang-orang yang melakukan keseimbangan dalam beribadah, yaitu di dalam shalat, jihad, puasa, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya. Mereka juga orang-orang yang melakukan keseimbangan antara urusan dunia dan prioritas akhirat dengan akhlak yang mulia, dan sikap pasrah kepada Tuhan (Rihan Musadik).

Mayoritas Penghuni Surga dan Neraka

Rasulullah bersabda, “Aku berdiri di pintu surga, ternyata mayoritas penghuninya adalah orang miskin, sementara orang-orang kaya ditahan di pintu surga (untuk dihisab hartanya). Hanya saja di antara mereka ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka. Kemudian aku berdiri di pintu neraka, ternyata mayoritas penghuninya adalah kaum wanita (HR. Bukhari).

Kaidah Fiqih

  • Apabila tidak sempurna yang wajib kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan menjadi wajib pula.
  • Mencegah kerusakan harus didahulukan dari pada mencari kebaikan
  • Mengambil risiko yang lebih ringan dari dua buah risiko itu hukumnya wajib

Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al-Qur'an

Rasulullah bersabda, “Siapa yang meletakan Al-Qur’an di hadapannya, maka Al Qur’an itu yang akan menariknya ke dalam surga. Dan barangsiapa yang meletakan Al-Qur’an itu di belakang punggungnya, maka Al-Qur’an itu yang akan mendorongnya kedalam neraka” (HR. Ibnu Hibban).

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya hati itu berkarat, dan sesungguhnya penjernihnya adalah membaca Al-Qur’an, ingat mati dan mendatangi majelis dzikir".

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, maka dia telah membentengi dirinya dengan Allah. Barangsiapa membentengi dirinya dengan nama Allah, maka ia tidak akan diganggu oleh apa dan siapapun”.

Rasulullah bersabda, “Sungguh orang yang kosong dadanya dari Al-Qur’an, seperti puing-puing yang sepi dan menakutkan” (HR. Tirmidzi).

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia di dunia ini adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain” (HR. Bukhari).

Rasulullah bersabda, “Siapa yang ingin bercakap dengan Tuhannya, hendaklah ia baca Al-Qur’an”.

Bacalah Al-Qur’an dan menangislah, jika belum bisa menangis, maka bacalah seakan-akan menangis (Imam An-Nawawi dalam At-Tibbyan).

Rasulullah bersabda, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu yang baik. Bukan dari golongan kami orang yang tidak menghiasi Al-Qur’an dengan suara yang baik”.

Wajib mempelajari dan membaca Al-Qur’an karena:
  1. Termasuk salah satu rukun iman yang keempat, yaitu beriman kepada kitab-kitab-Nya (Zabur, Taurat, injil, dan yang paling sempurna ialah Al-Qur'an)
  2. Pedoman dan petunjuk hidup umat manusia khususnya umat Islam
  3. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan
Cara membaca Al-Qur’an dengan khusyu':
  1. Membacanya dengan hati yang ikhlas
  2. Al-Qur’an itu firman Allah, bukan dari makhluk, tetapi dari Allah langsung yang ditujukan untuk kita
  3. Al-Qur’an itu ditujukan untuk kita
  4. Mentadabburi, menikmati keindahan lantunan ayat-ayat Allah
  5. Membaca dengan tartil (tajwid)
  6. Konsep ihsan, engkau beribadah kepada Allah seperti engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.

Dari Berbagai Sumber